• English
  • Bahasa Indonesia
  • Mengenal Istilah Accident, Incident, Near Miss, dan Prosedur Penanganannya

    Bekerja di industri pertambangan membutuhkan kewaspadaan ekstra dalam setiap aktivitasnya. Oleh karenanya, penting bagi setiap pekerja untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Accident, Incident, dan Near Miss, adalah istilah yang sering kali terdengar dalam pembahasan K3. Meski terdengar serupa, ternyata ketiga istilah ini memiliki perbedaan antara satu sama lain. 

    Accident dapat diartikan sebagai kejadian tak terduga yang terjadi di tempat kerja, yang mengakibatkan kerusakan properti, cedera pribadi, penyakit, atau kematian. Misalnya, ketika seorang pejalan kaki terjatuh saat menuruni tangga dan menimbulkan cedera patah tulang punggung dan kaki yang cukup parah, atau bahkan menyebabkan kematian padanya.

    Incident merupakan kejadian tak terduga yang terjadi di tempat kerja tetapi tidak mengakibatkan kerusakan properti, cedera pribadi, penyakit, atau kematian. Contohnya ketika seorang pejalan kaki yang terjatuh saat menuruni tangga, tetapi tidak ada cedera serius yang terjadi dan orang tersebut dapat kembali bekerja dengan normal.

    Sementara itu, Near Miss berarti nyaris kejadian atau celaka. Namun, Near Miss memiliki pengertian sebagai suatu insiden yang tidak menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan. Misalnya adalah ketika seorang pejalan kaki yang hampir saja terjatuh (terpeleset saja, tetapi tetap dapat menstabilkan posisi) saat menuruni tangga. Terlepas dari perbedaan makna di antara istilah-istilah tersebut, ketiganya tidak diharapkan terjadi.

    PT Sumbawa Timur Mining (STM) sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi keselamatan kerja sangat mengantisipasi ketiga kondisi tersebut. Untuk mencegahnya, setiap orang mulai dari pimpinan paling atas hingga seluruh anggota timnya harus paham dan peduli, bagaimana cara menangani potensi bahaya. Sebab menjaga keselamatan adalah tanggung jawab bersama, maka prosesnya tidak bisa melibatkan segelintir pihak saja.

    Untuk meningkatkan persepsi yang baik terkait pencegahan bahaya, STM selalu mengadakan kegiatan kampanye dan sosialisasi kepada pekerja. Beberapa cara diantaranya adalah peringatan Bulan K3, A Day of Reflection (refleksi setelah insiden), serta pengarahan mingguan. Kegiatan ini ditujukan bagi setiap orang yang bekerja di Proyek Hu’u. 

    Menurut Safety Management System Analyst STM, Roynando Silitonga, kegiatan sosialisasi K3 sangat penting untuk menyamakan persepsi tentang pentingnya keselamatan di area kerja. “Setiap tahun selalu ada kegiatan seperti ini, supaya setiap orang memiliki mindset yang sama terkait insiden. Bahwa insiden itu bisa dicegah dan semua orang harus pulang dengan selamat,” ujarnya. 

    Dengan pemahaman dan kepedulian ini, STM memberi kewenangan kepada setiap pekerja untuk menghentikan aktivitas yang dinilai berisiko terjadinya kecelakaan. Otoritas ini sejalan dengan slogan yang diterapkan STM. Yaitu “Wati si aman, aina karawi” yang berarti “Kalau tidak aman, jangan bekerja”. Slogan itu juga ditambah sebuah kalimat yang menunjukkan kepedulian yaitu “Ita jaga mada, mada jaga ita” yang berarti “Kamu jaga saya, saya jaga kamu”.

    Prosedur penanganan 

    Untuk memastikan respons yang cepat dan efektif terhadap setiap kejadian Insiden yang tidak terduga, STM telah menetapkan prosedur yang komprehensif. Prosedur ini menguraikan langkah-langkah yang diperlukan untuk melaporkan, menyelidiki, dan menangani insiden, guna memastikan bahwa perusahaan berkomitmen mengurangi risiko dan mencegah kejadian terulang di masa mendatang.

    Reporting & Compliance Analyst STM, Benedicta Vanesa, mengatakan bahwa setiap visitor atau pekerja baru wajib mengikuti sesi induksi demi memahami area aktivitas perusahaan dan langkah yang diambil ketika terjadi insiden. Salah satu hal yang penting untuk diketahui adalah pelaporan setiap kejadian terkait keselamatan kerja paling lambat 1×24 jam melalui atasan, tim keselamatan, dan pengawas yang bertugas. 

    Pelaporan informasi awal dapat melalui saluran Emergency STM atau melalui nomor Emergency 0811-988-5288. Beberapa informasi yang harus disampaikan seperti nama pelapor, lokasi kejadian, tipe kejadian, jumlah korban atau aset yang terlibat, dan tipe bantuan yang diperlukan.

    Mitigasi awal yang dilakukan tim Emergency adalah menginformasikan paramedis jika terdapat korban, serta mengabari tim tanggap darurat jika menghadapi situasi darurat. Kemudian mengontrol area insiden untuk mencegah bahaya lebih lanjut terjadi serta upaya mencegah perubahan aktual dari tempat kejadian insiden. Selanjutnya adalah menyimpan bukti untuk melakukan investigasi dan menentukan akar penyebabnya. Dengan demikian, dapat disusun rekomendasi untuk mencegah terulangnya kejadian di kemudian hari. 

    STM secara internal memiliki laporan untuk setiap insiden. Basis data insiden ini senantiasa diperbarui sesuai perkembangan. Setiap ada  insiden baru, STM membuat preliminary report kepada pimpinan. Laporan awal ini dianalisis untuk menentukan kebijakan lebih lanjut. “Target kita adalah near miss dilaporkan sebanyak-banyaknya, supaya tidak menjadi insiden yang menyebabkan kerugian,” kata Vanesa.

    Manajemen Terpadu Penanganan Limbah STM Jaga Lingkungan Tetap Lestari

    PT Sumbawa Timur Mining (STM) sebagai pemilik Izin Kontrak Karya (KK) generasi ketujuh tahun 1998 untuk kegiatan eksplorasi mineral di wilayah Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memiliki komitmen yang tinggi dalam menjaga lingkungan. Komitmen ini salah satunya diwujudkan melalui manajemen terpadu penanganan limbah di sekitar area kerja. Manajemen limbah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan eksplorasi STM.

    Penanganan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diatur dalam dokumen perizinan lingkungan STM yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Tak hanya itu, penanganan limbah tidak berbahaya atau sampah domestik juga menjadi perhatian besar STM. Perusahaan berkomitmen mewujudkan konsep Zero Waste di area kerja dan sekitarnya. Untuk mewujudkan komitmen itu, STM melibatkan 3 kontraktor mitra bisnis dalam menangani limbah atau sampah.

    STM berkeja sama dengan CV Diaz sebagai perusahaan lokal di Kabupaten Dompu yang menangani limbah tidak berbahaya atau sampah domestik. Sementara itu, limbah B3 dikelola oleh dua kontraktor skala nasional, yaitu PT Prasada Pamuna Limbah Industri (PPLI) dan PT Anugrah Mandiri Jaya Energi (AMJE). Penunjukkan lebih dari satu mitra bertujuan membuat penanganan limbah di STM berlangsung optimal. Selain itu, penyimpanan sementara limbah di area kerja STM juga terbatas selama 90 hari, sehingga dibutuhkan penanganan terukur.

    Menurut tim Environment STM, Arizal Ardiansyah, limbah B3 di STM saat ini didominasi oleh oli bekas. Limbah tersebut dihasilkan dari kegiatan eksplorasi STM, misalnya dari pengeboran, operasional alat berat, helikopter, mobil penumpang, serta alat pendukung lainnya seperti genset. Terdapat pula adsorben seperti kain majun yang digunakan untuk mengelap sisa cairan oli dan jenis B3 lainnya. “Jika tidak dikelola dengan baik, limbah B3 ini dapat memberikan dampak tidak baik bagi lingkungan, seperti berpotensi mencemari air dan tanah,” ujarnya.

    STM telah mengantongi izin dari pemerintah untuk operasionalnya yang menghasilkan limbah B3. Pengelolaan limbah oleh kontraktor pun harus memiliki spesifikasi perizinan yang dibutuhkan. Izin ini mencakup praktik pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan, dan pemusnahan limbah. Pada praktik pengangkutan limbah misalnya, alat angkut harus disertai manifes elektronik dan pelacak lokasi. Seluruh tahap hingga pemusnahan perlu diawasi betul untuk memastikan keamanan proses. Pada akhir pemusnahan limbah, terdapat sertifikat yang menunjukkan bahwa seluruh proses telah selesai.

    Sementara itu, dalam penanganan limbah non-B3, pengawasan menyeluruh juga dilakukan. Membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah sesuai jenisnya menjadi keharusan bagi setiap pekerja di STM. Menjaga kebersihan merupakan bagian dalam penerapan praktik pertambangan yang berkelanjutan bagi lingkungan. Oleh karenanya, setiap sudut ruangan dan kantor, telah dilengkapi bak sampah yang sudah diberi keterangan pengelompokan jenisnya.

    Setiap hari, limbah-limbah ini dikumpulkan oleh petugas dari pihak ketiga yang ditunjuk. Sampah domestik dikumpulkan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) pada area kerja STM. Sampah yang sudah dipilah, kembali dipilah sesuai jenis dan warnanya. Adapun sampah organik diproses menjadi pupuk kompos dan sebagian lainnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Dompu. Pengolahan sampah terpadu oleh STM dapat meminimalkan jumlah sampah yang dikirimkan ke TPA tersebut. “Pemilihan sampah berdasarkan jenis dan warnanya mempertimbangkan proses daur ulang dan nilai ekonomi. Sampah ini dijual ke bank sampah atau pengepul barang bekas,” ungkap Arizal.

    Manajemen terpadu pengelolaan limbah ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menjunjung nilai keberlanjutan untuk ekosistem sekitar. Perlindungan air, udara, flora, dan fauna sesuai dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) yang telah disusun sebelum kegiatan operasional dimulai. Hal ini untuk mewujudkan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan.

    Serangkaian pemantauan dan pengujian juga dilakukan pada air sungai, air tanah, sumur-sumur, dan pemantauan kualitas udara. Pengujian ini dilakukan melibatkan laboratorium terakreditasi, sehingga dapat mengetahui penurunan atau perubahan kualitas lingkungan. Hasil pengujian dilaporkan ke pemerintah dalam bentuk laporan implementasi dokumen lingkungan. Terdapat 3 laboratorium yang digunakan STM dalam melakukan pengujian. Laboratorium utama mengambil semua titik pemantauan, laboratorium kedua merupakan pembanding, dan ada laboratorium pemerintah untuk memastikan data-data yang disampaikan oleh STM.

    Pengujian berlapis ini bertujuan memastikan hasil penelitian yang diterima dari kegiatan manajemen lingkungan benar-benar valid sehingga dapat menjadi sumber rekomendasi terpercaya dalam mengambil sebuah keputusan. “Dari hasil pemantauan, semua masih dalam kategori baik untuk semua parameter lingkunganya. Baik itu tanah, air, dan udara, seluruhnya masih dalam kondisi baik,” pungkas Arizal.

    Pelajari lebih lanjut upaya pelestarian lingkungan kami di sini.

    Bantuan Kios Mini STM Kembangkan Usaha Ikan Kering Warga Jala

    Dompu, 13 September 2024— Bantuan kios mini PT Sumbawa Timur Mining (STM) untuk warga Desa Jala, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, berdampak pada peningkatan ekonomi. Salah satu penerima bantuan, Fatimah, menggunakan kios mini untuk membuka usaha ikan kering di halaman rumahnya. Ia mengaku bahwa Program Partisipasi Desa (PPD) STM tahun 2023 ini mampu menambah jumlah penghasilan hariannya.

    Usaha ikan kering telah dijalankan Fatimah cukup lama untuk membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Menurutnya, bantuan kios mini dari STM membuatnya lebih mudah dalam menyimpan dan memasarkan produk. Usaha Fatimah semakin berkembang dan membuatnya memiliki pelanggan hingga Kota Mataram dan Kota Bima. Ia bahkan memasok kebutuhan ikan kering untuk keperluan konsumsi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Dompu.

    Sebelumnya, ikan kering yang diproduksi Fatimah hanya disusun di atas papan dan bambu sederhana. Tampilannya tidak begitu menarik dan tidak banyak calon pembeli yang melihatnya. Kondisi itu pun berubah setelah Fatimah mendapat perhatian dari tim Community Development STM. Ia mengatakan bahwa potensi penjualan produknya menjadi semakin baik. Orang-orang semakin mudah mengetahui usahanya.

    “Ada tiga rombong (kios mini) yang diberikan kepada pedagang ikan kering di Jala tahun 2023 lalu. Di antara para penerima, hanya saya yang menyimpan di depan dan memajang ikan seperti itu. Banyak pembeli yang lewat dan langsung mampir. Mereka bilang jauh lebih rapi dan bagus,” ungkap Fatimah di sela-sela aktivitasnya.

    Setelah mendapat bantuan kios mini, Fatimah tidak lagi repot memindahkan ikan jualannya ke dalam rumah, tetapi cukup ditutup ketika sore dan membukanya saat pagi hari. Proses ini dijalani sudah hampir setahun. Melalui dukungan STM ini, penghasilan Fatimah mampu mencapai kisaran Rp500.000—Rp1.000.000 per harinya dari yang semula jauh di bawah itu.

    Dalam memenuhi permintaan konsumen, Fatimah tidak bekerja sendiri. Ia bermitra dengan ibu-ibu nelayan di Desa Jala. Menurut Fatimah, mereka senantiasa memberikan produk terbaik yang disenangi para pelanggan. Fatimah mengatakan bahwa bantuan kios mini secara tidak langsung juga bermanfaat bagi para nelayan lokal karena mampu meningkatkan penyerapan hasil tangkapan ikan mereka.

    Menurut Fatimah, kerja sama dengan ibu-ibu nelayan adalah hubungan yang saling menguntungkan. “Saya juga merupakan istri seorang nelayan. Saya bisa merasakan bahwa usaha ini menguntungkan kami untuk membantu kebutuhan rumah tangga. Selain itu, saya juga memiliki empat orang anak kecil yang membutuhkan perhatian lebih. Saya tidak bisa memenuhi permintaan konsumen sendiri, oleh karenanya saya butuh bantuan ibu-ibu nelayan,” jelasnya.

    Manajer Community Relation STM Ulya Defretes, yang ditemui saat kegiatan bersih-bersih Desa Jala, menyampaikan rasa syukurnya karena bantuan perusahaan dapat bermanfaat bagi warga. “Kami sangat senang melihat dukungan STM dapat digunakan dan dirasakan manfaatnya oleh warga. Bantuan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di sekitar area kerja perusahaan,” ujarnya.

    PPD merupakan salah satu program yang dijalankan STM untuk desa-desa di sekitar area kerja perusahaan. Program ini sudah lama dijalankan dan terus diperluas penerima manfaatnya. Program yang dijalankan merupakan hasil dari usulan warga yang ditetapkan dalam musyawarah desa bersama pemerintah desa setempat. Selain di bidang ekonomi, PPD juga menargetkan pemberdayaan di bidang kesehatan dan pendidikan.

    Pemberdayaan komunitas merupakan bagian integral dari pengembangan proyek PT Sumbawa Timur Mining. Pelajari program-program kami lainnya di sini.

    Program Inklusif Perempuan STM: Menampilkan Wajah Baru Industri Pertambangan

    Jakarta, 12 September 2023— Industri pertambangan identik dengan pekerjaan lapangan berisiko tinggi. Kondisi ini lekat dengan stereotipe “tambang adalah dunianya laki-laki” yang meluas; menciptakan budaya kerja maskulin dan bias gender yang menyulitkan perempuan untuk berkembang pesat di dalamnya. Opini sebagian orang yang meragukan kemampuan teknis dan ilmiah perempuan juga memperburuk situasi—belum lagi berbicara tentang kurangnya fasilitas bagi pekerja perempuan. Akibatnya, perempuan sering terabaikan dalam kesempatan karier di industri ini.

    Riset dari McKinsey & Company menunjukkan bahwa perempuan hanya menempati sekitar 8-17 persen dari total tenaga kerja di industri tambang di seluruh dunia. Angka ini mencerminkan ketimpangan yang signifikan jika dibandingkan dengan sektor lain. Penyebab utama rendahnya partisipasi perempuan di sektor ini adalah stereotipe gender, kurangnya dukungan kebijakan perusahaan, serta lingkungan kerja yang tidak ramah bagi perempuan.

    Menurut lembaga yang sama, perusahaan yang lebih inklusif dan memiliki keberagaman gender yang lebih baik cenderung memiliki performa yang lebih baik secara finansial. Keberagaman gender dapat meningkatkan inovasi, kreativitas, dan pengambilan keputusan yang lebih baik di semua tingkat organisasi. Berkaitan dengan hal ini, PT Sumbawa Timur Mining (STM) berada di jalan yang tepat bersama program inklusif perempuan (inclusive women program) yang dikembangkannya.

    STM berkomitmen merawat keberagaman dengan menerapkan kebijakan dan program yang mendukung pertumbuhan pekerja perempuan. STM memastikan bahwa fasilitas kerja, termasuk ruang ganti, toilet, dan ruang menyusui, tersedia dan nyaman bagi pekerja perempuan. Selain itu, STM menerapkan kebijakan tegas terhadap diskriminasi dan pelecehan di tempat kerja, menyediakan saluran pelaporan untuk melaporkan tindakan yang melanggar etika serta memberikan wawasan tentang integritas dan inklusivitas kepada semua karyawan.

    Saat ini, pekerja perempuan di STM mencapai 25 persen dari jumlah total karyawan—lebih besar dari rata-rata industri pertambangan global. Untuk memastikan keberagaman tetap terjaga, STM menerapkan rekrutmen tanpa bias gender dan memberikan peluang kompetisi yang sama bagi seluruh pekerjanya dalam pengembangan karir. Program pelatihan dan pengembangan karier tersedia tanpa memandang gender tertentu, inti untuk membantu perempuan untuk memiliki kesempatan yang sama dengan rekan kerja laki-lakinya dalam menggali potensi diri dan mengembangkan kemampuan manajerial dan kepemimpinannya. Adapun persentase perempuan yang menempati posisi pemimpin (leaders) di STM saat ini mencapai 30 persen.

    Melalui inisiatif-inisiatif ini, STM berusaha menciptakan lingkungan kerja yang adil dan mendukung bagi semua pekerja, dengan tujuan jangka panjang untuk meningkatkan partisipasi dan representasi perempuan dalam industri pertambangan.

    STM memberikan ruang bagi pekerja perempuan untuk mengembangkan diri melalui berbagai pelatihan.

    -Aziza Hasna, HR Deparment.

    Salah satu pekerja perempuan STM yang bekerja di Proyek Hu’u, Aziza Hasna, mengatakan bahwa dirinya dapat bekerja dengan rasa aman karena perusahaan sangat memerhatikan keselamatan karyawan. “STM memiliki kultur kerja yang baik dengan Golden Rules sebagai panduan bagi setiap karyawan, bukan hanya pekerja perempuan, tetapi bagi seluruh karyawannya. Ini membuat kami merasa terlindungi dan aman dalam bekerja,” ujar tim Departemen Human Resources tersebut.

    Menurutnya pula, STM memberikan ruang bagi pekerja perempuan untuk mengembangkan diri melalui berbagai pelatihan. Beberapa waktu lalu, dirinya mengikuti pelatihan etika bisnis yang dilaksanakan di Jakarta. Selain itu, masih ada bermacam jenis pelatihan lain yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi diri, yang disesuaikan dengan minat serta bakat tiap-tiap karyawan. “Itu salah satu fasilitas untuk menunjang perempuan yang bekerja di STM,” ungkap Aziza.

    STM menunjukkan komitmen kuatnya dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung pekerja perempuan melalui berbagai inisiatif tersebut. Kebijakan yang mendukung terhadap pekerja perempuan diyakini tidak hanya memperkuat kesetaraan dan keadilan gender tetapi juga meningkatkan kinerja dan inovasi di perusahaan. Dengan memberikan dukungan penuh kepada pekerja perempuan, STM berusaha untuk menjadi contoh bagi industri pertambangan lainnya dalam hal inklusivitas dan keberagaman.

    Masuki dunia PT Sumbawa Timur Mining, di mana kami menghargai talenta kami secara inklusif. Jadilah bagian dari perjalanan kami. Temukan peluang kerja kami di sini.

    Kiprah Kancira Daha Lestarikan Kerajinan Tenun Muna Pa’a

    Dompu, 29 Agustus 2024— Usia senja tak membuat kedua tangan Siti Nursa kehilangan irama. Jemarinya lincah menata benang-benang berwarna pada alat tenun berbahan kayu. Tatapan matanya tajam memastikan setiap helai benang berada pada posisi tepat untuk membentuk sebuah pola. Setelah usai serangkaian penenunan tradisional yang cukup rumit dan memakan waktu, tampaklah Muna Pa’a yang menjadi kebanggaan masyarakat Dompu.

    Muna Pa’a adalah tenun asli Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada masa kesultanan lampau, kain ini digunakan oleh para sultan dan bangsawan Dompu untuk menunjukkan status kebesaran mereka. Nilai historis yang berharga membuat kain bercorak tiga dimensi ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2023.

    Penetapan tersebut membuat semangat pelestarian warisan budaya Muna Pa’a semakin menggema di Kabupaten Dompu. Kancira Daha, sebuah kelompok tenun yang berasal dari Kecamatan Hu’u, turut mengambil peran. Kelompok yang beranggotakan enam orang perempuan ini terus mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi terhadap pelestarian budaya sekaligus meningkatkan taraf ekonomi lokal.

    Siti Nursa (60) adalah ketua kelompok tenun Kancira Daha. Menurutnya, sebelum berbentuk kelompok, para perempuan di desanya biasa menenun kain untuk keperluan pribadi. Mereka membuat tenun Nggoli khas Suku Mbojo dari Bima dan Dompu, dan juga kain-kain dengan motif sederhana. Kesamaan minat membuat mereka berkarya secara berkelompok. Nama Kancira Daha sendiri berasal dari nama dusun dan desa setempat.

    Nursa menjelaskan, kelompok ini berjalan secara swadaya dengan penuh keterbatasan. Mereka tidak memiliki fasilitas yang memadai maupun pendampingan intensif agar hasil tenun mereka semakin bermutu. Namun semuanya membaik ketika PT Sumbawa Timur Mining (STM), perusahaan yang sedang melakukan eksplorasi tembaga di Kecamatan Hu’u, memberikan perhatian lebih kepada kelompok tenun Kancira Daha pada tahun 2022.

    Sudah banyak dukungan yang diberikan STM sejak awal pendampingan. Perusahaan membuka pengetahuan kami tentang bisnis tenun, meningkatkan promosi, hingga memfasilitasi akses pasar. Kami juga mendapat bantuan peralatan produksi kain tenun dan etalase untuk menyimpan produk-produk kami.

    Nursa menambahkan, di antara semua dukungan tersebut, yang paling ia syukuri adalah kesediaan perusahaan untuk mengajari kelompok tenun Kancira Daha membuat kain Muna Pa’a. Nursa dan rekan-rekannya cukup mengenal Muna Pa’a dan mengetahui bahwa jenis tenun ini adalah salah satu warisan budaya Dompu, tetapi mereka belum terbiasa membuatnya. Nursa mengatakan bahwa teknik dan pola pembuatan Muna Pa’a tidak sama dengan kain-kain tenun yang biasa ia buat.

    Nursa (kiri) dan anggota kelompok tenun Kancira Daha, Samsiah, menunjukkan salah satu hasil tenunan.

    “Selama ini kami hanya mendengar dan melihat saja tentang tenun Muna Pa’a. Katanya, tenun ini sudah ada sejak zaman kesultanan dulu. Kami baru belajar membuat Muna Pa’a bersama program pendampingan STM. Ini berbeda dengan tenun yang biasa kami buat karena lebih banyak kreasi dan kami harus lebih teliti,” ucap Nursa.

    Meskipun perlu beradaptasi, perlahan tetapi pasti, kelompok tenun Kancira Daha dapat memproduksi kain Muna Pa’a sendiri. Waktu yang dibutuhkan seorang penenun untuk membuat kain Muna Pa’a berukuran satu meter adalah paling lama 14 hari. Pengerjaan ini memakan waktu dua kali lipat lebih lama dibandingkan kain tenun biasa. Namun, para anggota kelompok mengaku menikmati setiap prosesnya.

    Dari segi ekonomi, kerajinan tenun Muna Pa’a dapat memberikan penghasilan tambahan bagi para anggota Kancira Daha yang sebagian berprofesi sebagai petani sayur-mayur. Harga satu kain Muna Pa’a berukuran satu meter berkisar Rp600.000. “Pendampingan oleh STM telah meningkatkan kemampuan kami dalam membuat kain-kain tradisional dan membantu kami dalam mewujudkan kemandirian ekonomi,” ujar Nursa.

    Sejak didampingi STM, nama Kancira Daha beserta produk-produk yang dibuatnya semakin dikenal luas. Kelompok ini difasilitasi untuk terhubung dengan Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dompu demi pengembangan usaha yang lebih baik. Selain itu, Kancira Daha juga mengikuti pameran-pameran usaha lokal seperti Dompu Expo bersama STM pada Juni 2024 lalu dan tak menutup kemungkinan untuk terlibat pada pameran lainnya yang lebih besar.

    “Alhamdulillah produk kami semakin dikenal. Kami telah membuatkan pesananan Muna Pa’a sebanyak 22 lembar untuk kantor pemerintahan, termasuk digunakan oleh Bapak Bupati Kabupaten Dompu beserta Ibu. Kami juga menjalin kerja sama dengan pengusaha wisata di Pantai Lakey Hu’u untuk pembuatan oleh-oleh. Belum lagi, berbagai pesanan yang datang dari STM untuk keperluan dalam negeri dan luar negeri,” jelas Nursa.

    Nursa dan para anggota kelompok tenun Kancira Daha sangat menghargai program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi yang diinisiasi oleh STM. Program ini berkontribusi dalam pelestarian kain tradisional di Kabupaten Dompu, khususnya tenun Muna Pa’a. Program ini juga memberi kesempatan bagi para peremuan Desa Daha untuk memperkuat ekonomi keluarga.

    “Dukungan dari STM sangat berarti bagi kami dan semoga semakin banyak pihak-pihak yang peduli terhadap perkembangan UMKM. Kami berharap tradisi tenun tradisional ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang berusia lanjut seperti saya, tetapi juga oleh generasi muda. Kain tenun ini harus terus ada dan menjadi ciri khas Kabupaten Dompu,” tandasnya.

    Pemberdayaan komunitas merupakan bagian integral dari pengembangan proyek PT Sumbawa Timur Mining. Pelajari program-program kami lainnya di sini.

     

    Dedy Julkarnain, Talenta Lokal yang Siap Bersaing Global

    Dompu, 8 Agustus 2024— Bekerja di perusahaan pertambangan multikultural, dengan berbagai latar belakang orang dan tantangan yang beragam, tak membuat Dedy Julkarnain berkecil hati. Pria kelahiran Desa Marada, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu 31 tahun yang lalu ini selalu percaya diri dan terus mengembangkan potensi yang ia miliki. Saat ini, ia memberikan dedikasi terbaiknya bagi PT Sumbawa Timur Mining (STM) bersama Emergency Response Team (ERT), Departemen Health, Safety & Risk (HSR).

    Nama Dedy Julkarnain tidaklah asing di kalangan karyawan STM, terutama di area kerja Site Hu’u. Pria murah senyum ini memiliki hubungan baik dengan sesama kolega, dalam urusan pekerjaan maupun pergaulan sehari-hari. Pribadi yang ramah dan senang membantu membuat Dedy mendalami perannya di ERT dengan sepenuh hati. Baginya, menjaga keselamatan sesama lebih dari sekadar pekerjaan: tetapi panggilan jiwa sebab kehidupan adalah yang utama bagi setiap orang.

    Dedy yang dijumpai di sela-sela aktivitasnya, mengungkapkan rasa syukur karena bisa bergabung di dalam Proyek Hu’u yang dijalankan STM. Ia sangat senang dapat turut serta mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang ada di daerahnya, bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau segelintir orang, tetapi untuk perkembangan Kabupaten Dompu yang lebih baik. Ia pun sangat mengapresiasi manajemen STM yang sangat memerhatikan talenta lokal seperti dirinya untuk tumbuh dan berkembang bersama-sama.

    Sarjana Ilmu Sosial di Universitas Muhammadiyah Mataram ini mulai bergabung bersama STM untuk proyek konstruksi News Staging akhir 2018. Ia sempat bergabung di proyek geothermal STM sebagai asisten administrasi dan foreman. Pada awal 2023, Dedy memantapkan kariernya bersama ERT departemen HSR. Karakter Dedy yang senang terhadap tantangan baru membuatnya tak sulit dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja maupun bidang baru.

    Menurutnya, manajemen STM terus mendorongnya sebagai putra daerah untuk terus meningkatkan kapasitas diri dengan berbagai pelatihan sesuai perkembangan proyek.

    Ini yang sangat luar biasa selama saya bergabung di STM. Pimpinan dan manajemen terus mendukung kami sebagai putra daerah untuk meningkatkan pengetahuan secara teknis dan nonteknis, dan itu semua ditanggung oleh perusahaan.

    Sebagai anggota ERT, Dedy memiliki tanggung jawab untuk memastikan tamu yang berkunjung maupun kontraktor mitra bisnis STM yang baru bergabung untuk diberi kesadaran keselamatan (safety awareness), maupun tindakan evakuasi korban. Hal itu membuatnya harus terus meningkatkan kapasitas diri melalui pelatihan bersertifikat maupun latihan secara mandiri.

    Beberapa pelatihan dan sertifikat keahlian yang berhasil Dedy peroleh antara lain Confined Space Rescue, Authorize Gas Tester (AGT), Tenaga Kerja pada Ketinggian Level 1-2, SAR, Vertical Rescue/Penyelamatan Medan Terjal, Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Petugas Kebakaran Kelas D-B, First Aid Level 3, Multiple Casual Incident Plan (MCIP), Road Accident Rescue (RAR), Penanganan Keselamatan Bahaya Gas H2S, serta Pengawas Operasional Pertama.

    Dedy meyakini bahwa Proyek Hu’u akan semakin berkembang pesat. Semakin banyak orang akan berdatangan, baik lokal, nasional, bahkan internasional untuk bersama-sama memajukan proyek ini. Sebagai talenta lokal, ia optimistis dapat terus memberikan yang terbaik dan tidak merasa terancam dengan perkembangan tersebut. Terlebih lagi, perusahaan selalu mendorong karyawannya untuk selangkah lebih maju setiap harinya melalui berbagai program yang disediakan.

    Sebagai tim ERT, ia pun berpesan kepada seluruh rekan kerjanya untuk terus bersama-sama menjaga proyek ini sebaik mungkin, dimulai dari menjaga keselamatan diri sendiri. Dalam beberapa tahun ke depan, tahapan eksplorasi akan beranjak menuju tahapan konstruksi dan produksi sehingga tantangan yang datang pun akan lebih beragam. Seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini harus mempersiapkan diri demi mencapai tujuan perusahaan untuk menjadi pertambangan kelas dunia yang didukung oleh energi terbarukan.

    “Industri ini memiliki risiko kerja yang tinggi. Oleh karenanya, kita harus mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan, rajin berolahraga, waspada dengan area kerja sekitar, dan jangan lelah untuk terus membuka wawasan melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan spesifikasi profesi dan keahlian masing-masing,” tandas pria yang juga menggemari musik dan olahraga panjat tebing ini.

    Masuki dunia PT Sumbawa Timur Mining, di mana kami menghargai talenta seperti Dedy. Jadilah bagian dari cerita kami. Temukan peluang kerja kami di sini.

     

     

    Dibiayai PT Sumbawa Timur Mining, Penetapan PPD Cempi Jaya Berlangsung Demokratis

    Dompu, 16 Juli 2024— PT Sumbawa Timur Mining (STM) kembali melaksanakan Program Partisipasi Desa (PPD) tahun 2024 bagi desa se-Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tahun ini, sosialisasi PPD dimulai dari Desa Cempi Jaya, Selasa (16/7/2024). Usulan program ditentukan melalui musyawarah desa yang berlangsung secara demokratis. 

    Manajer Community Relations (Comrel) STM Ulya Defretes, beserta tim Community Development, hadir dalam musyawarah yang berlangsung di Kantor Desa Cempi Jaya. Turut hadir Kepala Seksi Pemdes Kecamatan Hu’u Agus Salim, Kepala Desa Cempi Jaya Syafruddin, dan perwakilan masyarakat Cempi Jaya.  

    Dengan mengacu pada Rencana Program Jangka Menengah Desa (RPJMDes), warga mendapat ruang untuk mengusulkan dan menentukan program kegiatan yang akan dibiayai melalui hibah STM ini. Banyaknya program yang diusulkan, membuat warga harus menentukan skala prioritas hingga dilakukan pemungutan suara antar warga yang hadir. 

    Setelah melalui diskusi yang dinamik, beberapa program akhirnya disepakati di Desa Cempi Jaya. Alokasi anggaran dibagi menjadi 50 persen program kesehatan, 30 persen program ekonomi, dan 20 persen program pendidikan. Beberapa program di antaranya yaitu pelengkapan fasilitas posyandu, revitalisasi PAUD, pengadaan toilet umum, dan pembuatan bronjong.  

    Dalam sambutannya, Ulya Defretes mengatakan, PPD telah dilaksanakan sejak 2017 untuk mendukung kebutuhan masyarakat sesuai RPJMDes. “Kami membutuhkan partisipasi Bapak dan Ibu sekalian untuk menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan prioritas kita,” katanya.  

    Musyawarah penentuan PPD 2024 di Cempi Jaya berjalan secara demokratis dan transparan.  

     

    Menanggapi dukungan STM, Syafruddin memberikan apresiasinya karena perusahaan secara konsisten mendukung pengembangan Desa Cempi Jaya. Menurutnya PPD semakin baik dari tahun ke tahun. “STM sudah banyak berbuat untuk kita. Mari kita sama-sama mendukung untuk kemajuan STM ke depan,” ajak Syafruddin. 

    Ia juga sempat menyampaikan beberapa program kegiatan yang masih relevan dengan RPJMDes. Namun usulannya itu tergantung dari kesepakatan dalam forum musyawarah desa. Ia berharap warga bisa memberikan masukan sesuai kondisi nyata di lapangan dan merupakan kebutuhan yang mendesak.  “Program ini setiap tahun ada. Yang harus dipikir, mana yang sangat mendesak dilaksanakan tahun ini,” katanya. 

    Pada tahun 2023 lalu, kegiatan PPD Desa Cempi Jaya bidang Kesehatan yang berhasil dilaksanakan berupa pembangunan 11 unit jamban keluarga. Di bidang pendidikan berupa pengadaan meja, kursi dan etalase buku di 3 PAUD yaitu Pelita Hati, Teluk Cempi, Sirnawan. Ada pula revitalisasi greenhouse di SDN 12 Hu’u. Sementara untuk bidang ekonomi yaitu pembangunan gorong-gorong di 4 lokasi. 

    Pada kegiatan sosialisasi dan musyawarah kali ini, STM juga menyerahkan 100 bibit pohon alpukat kepada Pemerintah Desa Cempi Jaya. Bantuan ini diharapkan dapat mendukung program penghijauan desa dan memberi manfaat budi daya buah bagi masyarakat di masa yang akan datang.  

     

     

     

    Tentang PT Sumbawa Timur Mining

    PT Sumbawa Timur Mining (STM) merupakan perusahaan joint venture antara Eastern Star Resources Pty Ltd (80%), anak usaha milik Vale, dan PT Aneka Tambang Tbk (20%). STM mengelola Proyek Hu’u, sebuah proyek eksplorasi tembaga yang beroperasi di bawah Kontrak Karya (KK) Generasi ke-7 di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Wilayah KK ini juga menyimpan sumber daya panas bumi. Untuk mengeksplorasi potensi ini, perusahaan telah menyelesaikan Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Panas Bumi. Wilayah KK membentang seluas 19.260 hektar di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. STM kini terus melanjutkan perjalanannya untuk mencapai visinya menjadi operasi pertambangan tembaga kelas dunia yang didukung oleh energi terbarukan.

    Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Tim Komunikasi Sumbawa Timur Mining 

     

     

     

     

     

     

     

    PT Sumbawa Timur Mining Sampaikan Perkembangan Proyek Hu’u kepada PJ Gubernur NTB

    Mataram, 9 Juli 2024— PT Sumbawa Timur Mining (STM) menyampaikan perkembangan Proyek Hu’u kepada Pejabat (Pj) Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Mayjen Purn. Hasanuddin yang dilantik pada 24 Juni lalu. STM memperkenalkan ruang lingkup, tujuan, dan kemajuan STM baik berkaitan dengan tahap eksplorasi, pengelolaan lingkungan, maupun pemberdayaan masyarakat. Manajer Sutainability and External Affairs Razky Akbar mewakili STM pada pertemuan ini.  

    Pertemuan berlangsung di Pendopo Gubernur NTB. Selain Pj Gubernur, pihak Pemerintah Provinsi NTB juga melibatkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Julmansyah, S.Hut, MAP., Kepala Dinas ESDM Sahdan, ST, MT., Kepala Bappeda Dr. Ir. Iswandi, MSI., dan Kepala Bakesbangpol Ruslan Abdul Gani, SH, MH. Diskusi berlangsung secara interaktif dengan fokus diskusi seputar progres eksplorasi STM dan rencana mendatang.  

    Razky Akbar menjelaskan bahwa STM merupakan pemegang Kontrak Karya (KK) generasi ke-7 tahun 1998 untuk kegiatan eksplorasi mineral tembaga dan kandungan penyertanya. STM merupakan perusahaan patungan antara Eastern Star Resources Pty Ltd dengan kepemilikan saham 80 persen, dan PT Antam Tbk dengan kepemilikan sahamnya 20 persen. Eastern Star Resources Pty Ltd sendiri merupakan anak perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh Vale SA. 

    STM mengelola area KK seluas 19.260 hektare yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima Provinsi NTB. Dari kegiatan eksplorasi mineral yang dijalankan, STM menemukan potensi sumber daya mineral Onto sebesar 2,1 miliar ton (Mt). Deposit tersebut mengandung tembaga sebesar 0,86 persen dan emas 0,48 gram emas dari setiap 1 ton bijih (ore). Potensi ini akan menjadikan Proyek Hu’u sebagai salah satu proyek tembaga kelas dunia. 

    Deposit Onto memiliki keunikan tersendiri sehingga membutuhkan studi intensif untuk memastikan proses penambangan berjalan dengan aman. Endapan ini berada 400-600 meter di bawah permukaan bumi. Kedalaman Endapan Onto membuat pertambangan bawah tanah dengan metode Block Cave menjadi satu-satunya metoda pertambangan yang layak di masa operasi produksi mendatang.  

    Endapan Onto juga bersinggungan dengan area panas bumi, dengan temperaturnya yang berkisar 80-110 derajat celsius. STM mendapat penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi panas bumi dengan hasil menunjukkan potensi listrik terbangkit mencapai 60 Megawatt (MW). Jika kelak terwujud, STM akan menjadi satu-satunya perusahaan tambang tembaga yang didukung oleh tenaga panas bumi sumber sendiri. Dengan dukungan listrik yang berasal dari energi terbarukan ini, tentunya akan berkontribusi terhadap usaha pengurangan emisi karbon di Indonesia. 

    Pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara berkala dan lebih terkoordinasi menjadi komitmen perusahaan, termasuk mengimplementasikan program pengembangan masyarakat (PPM). Program ini mengacu pada PPM pemerintah provinsi. Dalam pelaksanaannya, perusahaan menggunakan pola kemitraan strategis, Program Partisipasi Desa (PPD), donasi dan sponsorship. Fokusnya adalah bidang kesehatan, pendidikan dan pengembangan ekonomi masyarakat. 

    Beberapa PPM yang dijalankan STM antara lain pemberian beasiswa prestasi kepada 40 mahasiswa di Kabupaten Dompu, pemberian beasiswa D1 teknik alat berat kepada 100 orang warga Dompu, pendampingan terhadap 25 UMKM, pendampingan terhadap 46 petani organik, serta operasi katarak dan perawatan mata yang telah memberi manfaat bagi lebih dari 3.200 orang di Kabupaten Dompu, khususnya Kecamatan Hu’u tempat proyek STM berada. 

    Pj Gubernur NTB, Mayjen Purn. Hasanuddin, menyampaikan komitmen pemerintah untuk mendukung kemajuan investasi demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan adalah hal penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif yang membawa kebaikan dan kebahagiaan untuk masyarakat.  

    STM menyambut baik dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi NTB. Dukungan ini sangat berarti dalam tahapan eksplorasi yang sedang dikerjakan maupun tahap produksi yang ditargetkan berlangsung pada 2030 mendatang. STM meyakini bahwa perkembangan perusahaan akan berdampak positif bagi pengembangan ekonomi daerah. Pertemuan ini pun diakhiri dengan foto bersama untuk menandai sinergi yang baik anta

     

    Tentang PT Sumbawa Timur Mining

    PT Sumbawa Timur Mining (STM) merupakan perusahaan joint venture antara Eastern Star Resources Pty Ltd (80%), anak usaha milik Vale, dan PT Aneka Tambang Tbk (20%). STM mengelola Proyek Hu’u, sebuah proyek eksplorasi tembaga yang beroperasi di bawah Kontrak Karya (KK) Generasi ke-7 di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Wilayah KK ini juga menyimpan sumber daya panas bumi. Untuk mengeksplorasi potensi ini, perusahaan telah menyelesaikan Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Panas Bumi. Wilayah KK membentang seluas 19.260 hektar di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. STM kini terus melanjutkan perjalanannya untuk mencapai visinya menjadi operasi pertambangan tembaga kelas dunia yang didukung oleh energi terbarukan.

    Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Tim Komunikasi STM.

     

    Pengunjung Dompu Expo Antusias Lihat Langsung Core Sample Hasil Eksplorasi dan Produk UMKM Binaan STM

     

    Dompu, 24 Juni 2024— PT Sumbawa Timur Mining (STM) menampilkan core sample (contoh inti) hasil eksplorasinya dan beberapa produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan perusahaan pada Dompu Expo 2024. Kegiatan yang berlangsung pada 24-29 Juni di Lapangan Karijawa ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk mempromosikan berbagai sumber daya yang dimiliki Kabupaten Dompu.  

    Kehadiran stan STM menarik perhatian pengunjung. Mereka ingin mengetahui hasil eksplorasi perusahaan yang diketahui telah menemukan potensi sumber daya mineral Deposit Onto sebesar 2,1 miliar ton, yang setiap ton bijih diperkirakan mengandung 0,86% tembaga dan 0,48 gram emas. Pengunjung dipersilakan melihat secara langsung kandungan mineral tembaga jenis covellite yang berwarna kebiruan menggunakan kaca pembesar. Mereka juga mendapat penjelasan terkait batuan tersebut dari karyawan STM yang bertugas.  

    “Ini adalah core sample hasil kegiatan eksplorasi mineral di Proyek Hu’u oleh STM. Core Sample ini sengaja kita tampilkan sebagai bahan edukasi kepada masyarakat di Dompu Expo tahun 2024,” kata tim Communications STM, Nissa Nurrahmah. Melalui penyajian informasi ini, diharapkan masyarakat dapat mengenal STM dan kegiatan eksplorasinya lebih dekat.  

    Sofian, warga Simpasai, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu yang berkunjung ke stand STM mengaku mendapatkan penjelasan terkait batuan hasil pengeboran di area Proyek Hu’u yang dipamerkan. Apalagi dirinya sempat melihat lebih detail dengan kaca pembesar yang disediakan. “Batuannya memang tampak beda dari batuan biasa,” katanya. 

    Begitu pula halnya dengan Iwan Kurniawan, warga Desa Mbawi, Kecamatan Dompu, yang sempat mengamati batuan yang dipamerkan STM dari hasil galiannya di area Proyek Hu’u. Potensi tembaga yang cukup besar membuat penampakan warna kebiruan cukup jelas, apalagi menggunakan kaca pembesar. “Tembaganya yang besar, dan ada mineral pengikutnya juga yang berkilau,”ungkapnya.  

     

    Tentang PT Sumbawa Timur Mining

    PT Sumbawa Timur Mining (STM) merupakan perusahaan joint venture antara Eastern Star Resources Pty Ltd (80%), anak usaha milik Vale, dan PT Aneka Tambang Tbk (20%). STM mengelola Proyek Hu’u, sebuah proyek eksplorasi tembaga yang beroperasi di bawah Kontrak Karya (KK) Generasi ke-7 di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Wilayah KK ini juga menyimpan sumber daya panas bumi. Untuk mengeksplorasi potensi ini, perusahaan telah menyelesaikan Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Panas Bumi. Wilayah KK membentang seluas 19.260 hektar di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. STM kini terus melanjutkan perjalanannya untuk mencapai visinya menjadi operasi pertambangan tembaga kelas dunia yang didukung oleh energi terbarukan.

    Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Tim Komunikasi STM.

     

     

    Pasokan Energi Hijau Jadi Salah Satu Kendala Proyek Hilirisasi

    KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan salah satu tantangan dalam melaksanakan hilirisasi di Indonesia ialah pemenuhan pasokan energi hijau dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT).

    Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif menjelaskan seluruh proyek hilirisasi memiliki kendala yang sama, yakni pendanaan, pasokan energi, pembebasan lahan, dan lainnya.

    “Nah energi ini memang problem. Selain kita mulai pelan-pelan meninggalkan PLTU batubara, kita harus beralih ke Energi Baru Terbarukan (EBT),” jelasnya ditemui di Gedung ESDM, Jumat (29/12).

    Meski demikian, realisasi pembangkit EBT di Indonesia belum signifikan ditambah jaringan transmisinya belum mumpuni untuk mengevakuasi listrik hijau ke wilayah smelter yang membutuhkan.

    Selama masa transisi ini, lanjut Irwandy, sejumlah perusahaan yang membangun smelter melihat sumber energi yang paling memungkinkan ialah gas karena emisinya paling rendah dibanding energi fosil lainnya.

    “Misalnya saja smelter Vale Indonesia di Bahodopi mau menggunakan gas. (Smelter) lainnya juga lagi mikirin ke gas,” ujarnya.

    Meski demikian, saat ini sudah ada sejumlah proyek yang mencoba memenuhi kebutuhan energi hijaunya dengan membangun pembangkit EBT sendiri.

    Irwandy mencontohkan, smelter milik PT Sumbawa Timur Mining (STM) akan memanfaatkan panas bumi untuk memenuhi kebutuhan listrik di smelternya. Meski pengembangan panas bumi terkenal menantang dan butuh investasi besar, Kementerian ESDM menilai, ketertarikan pengusaha ke geothermal ini merupakan sinyal positif.

    Sebelumnya, Komite Tetap Minerba Kadin Indonesia, Arya Rizqi Darsono  menyoroti ketersediaan energi untuk smelter sangat besar. Apalagi di tengah arus transisi energi yang mengamanatkan penggunaan energi hijau.

    Hal yang sama juga dikemukakan Wakil Ketua Indonesian Mining Associaton (IMA), Ezra Sibarani di mana tantangan membangun smelter ialah pasokan listrik.

    Menurutnya, smelter membutuhkan pasokan listrik yang besar sehingga perusahaan smelter membutuhkan kesepakatan bisnis yang tepat dengan PLN agar mendapatkan pasokan listrik dengan harga murah dan stabil.

    Menimbang permintaan itu, PT PLN sedang mengkaji revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 karena permintaan listrik hijau di luar Pulau Jawa khususnya dari industri smelter semakin tinggi.

    Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN, Kamia Handayani menjelaskan, industri nikel banyak beroperasi di luar Pulau Jawa seperti di Sulawesi dan Sumatera. Ke depannya kebutuhan listrik hijau untuk mendukung smelter juga akan semakin tinggi.

    “Perlu kami sampaikan saat ini sedang proses melakukan revisi atas RUPTL 2021-2030 di mana kami memang melihat adanya demand listrik dari industri-industri termasuk nikel di Sulawesi sudah masuk ke dalam perencanaan kami untuk merevisi RUPTL,” jelasnya dalam acara di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (22/5).

    Dia memberikan gambaran, di Sulawesi PLN telah memetakan adanya potensi energi baru terbarukan (EBT) dari air sebesar 3 GW yang tersebar di sejumlah lokasi. PLN memiliki tugas besar untuk mengkoneksikan berbagai sumber listrik hidro ke industri yang lokasinya cukup jauh.

    “Bagaimana kami bangun Green Energy Transmission, mengkoneksikan sumber-sumer EBT, digabungkan dalam satu sistem besar, baru kemudian dievakuasi ke lokasi sumer beban listriknya,” terangnya.

    PLN pun juga tengah berkomunikasi langsung dengan pihak industri nikel, bagaimana memenuhi kebutuhan listrik hijau yang mendesak.

    Kami menyatakan, PLN akan memanfaatkan Intertemporal Capacity dengan pembangkit listrik gas alam untuk digunakan sementara, sebelum pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan transmisi energi hijau selesai.

    Sumber: industri.kontan.co.id

    Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Tim Sumbawa Timur Mining