• English
  • Bahasa Indonesia
  • Kiprah Kancira Daha Lestarikan Kerajinan Tenun Muna Pa’a

    Dompu, 29 Agustus 2024— Usia senja tak membuat kedua tangan Siti Nursa kehilangan irama. Jemarinya lincah menata benang-benang berwarna pada alat tenun berbahan kayu. Tatapan matanya tajam memastikan setiap helai benang berada pada posisi tepat untuk membentuk sebuah pola. Setelah usai serangkaian penenunan tradisional yang cukup rumit dan memakan waktu, tampaklah Muna Pa’a yang menjadi kebanggaan masyarakat Dompu.

    Muna Pa’a adalah tenun asli Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada masa kesultanan lampau, kain ini digunakan oleh para sultan dan bangsawan Dompu untuk menunjukkan status kebesaran mereka. Nilai historis yang berharga membuat kain bercorak tiga dimensi ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2023.

    Penetapan tersebut membuat semangat pelestarian warisan budaya Muna Pa’a semakin menggema di Kabupaten Dompu. Kancira Daha, sebuah kelompok tenun yang berasal dari Kecamatan Hu’u, turut mengambil peran. Kelompok yang beranggotakan enam orang perempuan ini terus mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi terhadap pelestarian budaya sekaligus meningkatkan taraf ekonomi lokal.

    Siti Nursa (60) adalah ketua kelompok tenun Kancira Daha. Menurutnya, sebelum berbentuk kelompok, para perempuan di desanya biasa menenun kain untuk keperluan pribadi. Mereka membuat tenun Nggoli khas Suku Mbojo dari Bima dan Dompu, dan juga kain-kain dengan motif sederhana. Kesamaan minat membuat mereka berkarya secara berkelompok. Nama Kancira Daha sendiri berasal dari nama dusun dan desa setempat.

    Nursa menjelaskan, kelompok ini berjalan secara swadaya dengan penuh keterbatasan. Mereka tidak memiliki fasilitas yang memadai maupun pendampingan intensif agar hasil tenun mereka semakin bermutu. Namun semuanya membaik ketika PT Sumbawa Timur Mining (STM), perusahaan yang sedang melakukan eksplorasi tembaga di Kecamatan Hu’u, memberikan perhatian lebih kepada kelompok tenun Kancira Daha pada tahun 2022.

    Sudah banyak dukungan yang diberikan STM sejak awal pendampingan. Perusahaan membuka pengetahuan kami tentang bisnis tenun, meningkatkan promosi, hingga memfasilitasi akses pasar. Kami juga mendapat bantuan peralatan produksi kain tenun dan etalase untuk menyimpan produk-produk kami.

    Nursa menambahkan, di antara semua dukungan tersebut, yang paling ia syukuri adalah kesediaan perusahaan untuk mengajari kelompok tenun Kancira Daha membuat kain Muna Pa’a. Nursa dan rekan-rekannya cukup mengenal Muna Pa’a dan mengetahui bahwa jenis tenun ini adalah salah satu warisan budaya Dompu, tetapi mereka belum terbiasa membuatnya. Nursa mengatakan bahwa teknik dan pola pembuatan Muna Pa’a tidak sama dengan kain-kain tenun yang biasa ia buat.

    Nursa (kiri) dan anggota kelompok tenun Kancira Daha, Samsiah, menunjukkan salah satu hasil tenunan.

    “Selama ini kami hanya mendengar dan melihat saja tentang tenun Muna Pa’a. Katanya, tenun ini sudah ada sejak zaman kesultanan dulu. Kami baru belajar membuat Muna Pa’a bersama program pendampingan STM. Ini berbeda dengan tenun yang biasa kami buat karena lebih banyak kreasi dan kami harus lebih teliti,” ucap Nursa.

    Meskipun perlu beradaptasi, perlahan tetapi pasti, kelompok tenun Kancira Daha dapat memproduksi kain Muna Pa’a sendiri. Waktu yang dibutuhkan seorang penenun untuk membuat kain Muna Pa’a berukuran satu meter adalah paling lama 14 hari. Pengerjaan ini memakan waktu dua kali lipat lebih lama dibandingkan kain tenun biasa. Namun, para anggota kelompok mengaku menikmati setiap prosesnya.

    Dari segi ekonomi, kerajinan tenun Muna Pa’a dapat memberikan penghasilan tambahan bagi para anggota Kancira Daha yang sebagian berprofesi sebagai petani sayur-mayur. Harga satu kain Muna Pa’a berukuran satu meter berkisar Rp600.000. “Pendampingan oleh STM telah meningkatkan kemampuan kami dalam membuat kain-kain tradisional dan membantu kami dalam mewujudkan kemandirian ekonomi,” ujar Nursa.

    Sejak didampingi STM, nama Kancira Daha beserta produk-produk yang dibuatnya semakin dikenal luas. Kelompok ini difasilitasi untuk terhubung dengan Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dompu demi pengembangan usaha yang lebih baik. Selain itu, Kancira Daha juga mengikuti pameran-pameran usaha lokal seperti Dompu Expo bersama STM pada Juni 2024 lalu dan tak menutup kemungkinan untuk terlibat pada pameran lainnya yang lebih besar.

    “Alhamdulillah produk kami semakin dikenal. Kami telah membuatkan pesananan Muna Pa’a sebanyak 22 lembar untuk kantor pemerintahan, termasuk digunakan oleh Bapak Bupati Kabupaten Dompu beserta Ibu. Kami juga menjalin kerja sama dengan pengusaha wisata di Pantai Lakey Hu’u untuk pembuatan oleh-oleh. Belum lagi, berbagai pesanan yang datang dari STM untuk keperluan dalam negeri dan luar negeri,” jelas Nursa.

    Nursa dan para anggota kelompok tenun Kancira Daha sangat menghargai program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi yang diinisiasi oleh STM. Program ini berkontribusi dalam pelestarian kain tradisional di Kabupaten Dompu, khususnya tenun Muna Pa’a. Program ini juga memberi kesempatan bagi para peremuan Desa Daha untuk memperkuat ekonomi keluarga.

    “Dukungan dari STM sangat berarti bagi kami dan semoga semakin banyak pihak-pihak yang peduli terhadap perkembangan UMKM. Kami berharap tradisi tenun tradisional ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang berusia lanjut seperti saya, tetapi juga oleh generasi muda. Kain tenun ini harus terus ada dan menjadi ciri khas Kabupaten Dompu,” tandasnya.

    Pemberdayaan komunitas merupakan bagian integral dari pengembangan proyek PT Sumbawa Timur Mining. Pelajari program-program kami lainnya di sini.

     

    Dedy Julkarnain, Talenta Lokal yang Siap Bersaing Global

    Dompu, 8 Agustus 2024— Bekerja di perusahaan pertambangan multikultural, dengan berbagai latar belakang orang dan tantangan yang beragam, tak membuat Dedy Julkarnain berkecil hati. Pria kelahiran Desa Marada, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu 31 tahun yang lalu ini selalu percaya diri dan terus mengembangkan potensi yang ia miliki. Saat ini, ia memberikan dedikasi terbaiknya bagi PT Sumbawa Timur Mining (STM) bersama Emergency Response Team (ERT), Departemen Health, Safety & Risk (HSR).

    Nama Dedy Julkarnain tidaklah asing di kalangan karyawan STM, terutama di area kerja Site Hu’u. Pria murah senyum ini memiliki hubungan baik dengan sesama kolega, dalam urusan pekerjaan maupun pergaulan sehari-hari. Pribadi yang ramah dan senang membantu membuat Dedy mendalami perannya di ERT dengan sepenuh hati. Baginya, menjaga keselamatan sesama lebih dari sekadar pekerjaan: tetapi panggilan jiwa sebab kehidupan adalah yang utama bagi setiap orang.

    Dedy yang dijumpai di sela-sela aktivitasnya, mengungkapkan rasa syukur karena bisa bergabung di dalam Proyek Hu’u yang dijalankan STM. Ia sangat senang dapat turut serta mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang ada di daerahnya, bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau segelintir orang, tetapi untuk perkembangan Kabupaten Dompu yang lebih baik. Ia pun sangat mengapresiasi manajemen STM yang sangat memerhatikan talenta lokal seperti dirinya untuk tumbuh dan berkembang bersama-sama.

    Sarjana Ilmu Sosial di Universitas Muhammadiyah Mataram ini mulai bergabung bersama STM untuk proyek konstruksi News Staging akhir 2018. Ia sempat bergabung di proyek geothermal STM sebagai asisten administrasi dan foreman. Pada awal 2023, Dedy memantapkan kariernya bersama ERT departemen HSR. Karakter Dedy yang senang terhadap tantangan baru membuatnya tak sulit dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja maupun bidang baru.

    Menurutnya, manajemen STM terus mendorongnya sebagai putra daerah untuk terus meningkatkan kapasitas diri dengan berbagai pelatihan sesuai perkembangan proyek.

    Ini yang sangat luar biasa selama saya bergabung di STM. Pimpinan dan manajemen terus mendukung kami sebagai putra daerah untuk meningkatkan pengetahuan secara teknis dan nonteknis, dan itu semua ditanggung oleh perusahaan.

    Sebagai anggota ERT, Dedy memiliki tanggung jawab untuk memastikan tamu yang berkunjung maupun kontraktor mitra bisnis STM yang baru bergabung untuk diberi kesadaran keselamatan (safety awareness), maupun tindakan evakuasi korban. Hal itu membuatnya harus terus meningkatkan kapasitas diri melalui pelatihan bersertifikat maupun latihan secara mandiri.

    Beberapa pelatihan dan sertifikat keahlian yang berhasil Dedy peroleh antara lain Confined Space Rescue, Authorize Gas Tester (AGT), Tenaga Kerja pada Ketinggian Level 1-2, SAR, Vertical Rescue/Penyelamatan Medan Terjal, Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Petugas Kebakaran Kelas D-B, First Aid Level 3, Multiple Casual Incident Plan (MCIP), Road Accident Rescue (RAR), Penanganan Keselamatan Bahaya Gas H2S, serta Pengawas Operasional Pertama.

    Dedy meyakini bahwa Proyek Hu’u akan semakin berkembang pesat. Semakin banyak orang akan berdatangan, baik lokal, nasional, bahkan internasional untuk bersama-sama memajukan proyek ini. Sebagai talenta lokal, ia optimistis dapat terus memberikan yang terbaik dan tidak merasa terancam dengan perkembangan tersebut. Terlebih lagi, perusahaan selalu mendorong karyawannya untuk selangkah lebih maju setiap harinya melalui berbagai program yang disediakan.

    Sebagai tim ERT, ia pun berpesan kepada seluruh rekan kerjanya untuk terus bersama-sama menjaga proyek ini sebaik mungkin, dimulai dari menjaga keselamatan diri sendiri. Dalam beberapa tahun ke depan, tahapan eksplorasi akan beranjak menuju tahapan konstruksi dan produksi sehingga tantangan yang datang pun akan lebih beragam. Seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini harus mempersiapkan diri demi mencapai tujuan perusahaan untuk menjadi pertambangan kelas dunia yang didukung oleh energi terbarukan.

    “Industri ini memiliki risiko kerja yang tinggi. Oleh karenanya, kita harus mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan, rajin berolahraga, waspada dengan area kerja sekitar, dan jangan lelah untuk terus membuka wawasan melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan spesifikasi profesi dan keahlian masing-masing,” tandas pria yang juga menggemari musik dan olahraga panjat tebing ini.

    Masuki dunia PT Sumbawa Timur Mining, di mana kami menghargai talenta seperti Dedy. Jadilah bagian dari cerita kami. Temukan peluang kerja kami di sini.